Minggu, 18 Juni 2023, Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember (HMP EKSYAR FEB UNEJ) 2023 menyelenggarakan kegiatan Sharia Talkshow 2023 dengan tema “ZISWAF to The Next Level: Peran ZISWAF dalam Pengentasan Permasalahan Ekonomi Umat” bertempat di Aula Sabha Bina Praja 2 Kantor Pemerintah Kabupaten Bondowoso. Kegiatan ini dihadiri oleh Drs. K.H. Salwa Arifin (Bupati Bondowoso) yang diwakili oleh Bapak Heri Cahyono selaku bagian Perekonomian dan Pengembangan Pemkab Bondowoso, Dr. Zainuri, M.Si selaku Kepala Program Studi S1 Ekonomi Syariah serta beberapa narasumber diantaranya Kristianto Putro Prasojo, S.T., M.M, selaku bagian Kesejahteraan Rakyat Pemkab Bondowoso, K.H. Akhmadi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua BAZNAS Bondowoso, K.H. Moh Yusuf, M.H.I selaku Waka 1 Bidang Pengumpulan BAZNAS Bondowoso, dan Ust. Suparman, S.Ag., M.HI selaku Wakil Direktur LAZ AZKA Jember dan juga Dosen Ekonomi Syariah FEB UNEJ. Kegiatan ini dipandu langsung oleh moderator yang merupakan dosen FEB UNEJ yakni Okyviandi Putra Erlangga, S.EI., M.SEI.
Sharia Talkshow merupakan salah satu program kerja dari HMP EKSYAR yang berfokus pada pembahasan seputar isu ekonomi syariah yang sedang berkembang di masyarakat. Pada tahun ini Sharia Talkshow mengambil topik mengenai zakat. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa Universitas Jember yang berasal dari berbagai prodi terutama Prodi Ekonomi Syariah, baik secara luring maupun daring.
”Kegiatan ini dilaksanakan di Bondowoso untuk membagi porsi kegiatan antara Kampus Jember dan Bondowoso karena program studi Ekonomi Syariah sendiri terdiri dari dua kampus yang ada di Jember dan Bondowoso sehingga mahasiswa ekonomi syariah baik Jember dan Bondowoso mendapatkan jatah dan pelayanan yang sama,” jelas Yogi Raya Pangestu, Ketua Umum HMP EKSYAR FEB UNEJ 2023.
”Selain itu, topik zakat ini diambil untuk mengkaji lebih dalam bagaimana zakat, infaq, shodaqah, dan wakaf yang merupakan unsur filantropis Islam ini berdampak signifikan terhadap umat terutama pada permasalahan ekonominya. Memang unsur-unsur tersebut masih mengalami ketimpangan yang cukup besar antara potensi dan realisasinya baik secara nasioal maupun daerah, oleh karena itu Sharia Talkshow tahun ini mencoba mencari sebuah solusi untuk optimalisasi proses filantropi Islam ini.” lanjut Yogi. Hal ini selaras dengan pesan Bupati Bondowoso yang disampaikan oleh Bapak Heri Cahyono bahwa kegiatan ini tidak hanya berupa diskusi dan konsep saja tetapi menghasilkan kesimpulan yang berdampak kepada masyarakat.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Bapak Kristianto Putro Prasojo, Pemkab sebenarnya telah memiliki program untuk membantu pengentasan permasalahan kemiskinan di Kabupaten Bondowoso yaitu Gerakan Tape Manis (Tanggap Peduli Masyarakat Miskin). Program tersebut menurut Ustadz Suparman dapat dikolaborasikan dengan program milik BAZNAS karena itu merupakan satu solusi dari ketimpangan antara potensi dan realisasi ZISWAF adalah bersinerginya antara Lembaga amil zakat dengan pemerintah. Selain itu, sinergi juga dapat dilakukan antar OPZ, OPZ dengan Akademisi, ataupun OPZ dengan tokoh masyarakat. Sehingga antar lembaga pengelola zakat tidak saling berebut lahan, tetapi dapat digiatkan untuk bersinergi yang diharapkan eksposurnya dapat semakin tinggi.
Waka 1 Bidang Pengumpulan BAZNAS Bondowoso KH. Moh Yusuf menyebutkan kendala lain yakni perihal pengumpulan zakat yang berpotensi yakni dari ranah pemerintahan, dari delapan ribu ASN yang ada, hanya 450 orang yang berzakat. Kondisi tersebut seharusnya menjadi sebuah bahan untuk digarap bersama antara BAZNAS dengan Pemerintah, tidak hanya dengan ranah eksekutif tetapi juga legislatif, yudikatif, serta militer sebagai salah satu bagian dari lumbung zakat. KH Moh Yusuf juga menyebutkan bahwa salah satu instrumen yang dapat menjadi solusi dari pengoptimalan ZISWAF adalah sejauh mana pemberdayaan dana ZISWAF ini dapat berdampak bagi masyarakat yakni melalui adanya zakat produktif dengan memberikan modal kepada mustahiq untuk melakukan kegiatan ekonomi guna memenuhi kehidupannya yang salah satu tujuannya adalah untuk merubah mustahiq yang bersangkutan menjadi muzaki di kemudian hari.
”Jika potensi zakat yang cukup besar ini dapat dioptimalkan dengan baik maka bisa jadi utang negara ini dapat dilunasi semua.” Jelas KH Moh Yusuf. Ustadz Suparman juga menambahkan apabila seseorang belum mampu mengeluarkan zakat, maka jalan tengahnya adalah dengan menjadi munfiq atau mengeluarkan infaq semampu yang dia lakukan. Tentunya masih banyak hal yang menjadi tantangan untuk pengoptimalan potensi ZISWAF ini untuk pengentasan permasalahan ekonomi umat, oleh karena itu Bapak Kristianto Putro Prasojo berpesan kepada seluruh mahasiswa yang hadir bahwa mahasiswa harus bisa berpikir out of the box, inovatif, dan kritis.